RAMAI-RAMAI MENOLAK UAS

Beberapa minggu yang lalu rencana Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad terpaksa dibatalkan di beberapa Kota di Belanda dan Jerman gara-gara penolakan segelintir komunitas imigran Indonesia yang tinggal di kedua negara tersebut.

Sekarang rencana Tabligh Akbar beliau juga terancam dibatalkan di dua kota di Swiss.

Saya mencoba menganalisa dengan bersikap netral dalam masalah ini.

Pertama, Ustadz Abdul Somad (UAS) sudah pasti diundang oleh Komunitas Muslim di Kota-kota di Eropa untuk berceramah. Kemudian ada sebagian komunitas imigran Indonesia lainnya di sana juga yang menolak. Sebenarnya hal ini wajar. Ada yang menerima dan ada yang menolak.

Pertanyaannya :
Siapa yang benar dan siapa yang salah...?

Saya tidak akan mencoba mencari tahu siapa komunitas yang mengundang. Logikanya sudah pasti orang-orang yang rajin sholat (minimal berusaha) dan mengaji.

Sebaliknya cukup menarik, kebanyakan akun medsos yang aktif bersuara untuk menolak kedatangan UAS di media sosial justru imigran asal Indonesia yang bukan beragama Islam. Ciri khas-nya adalah rata-rata pendukung Ahok atau Ahoker, Pendukung Pak Jokowi atau Jokower dan terakhir, biasanya berasal dari daerah di suatu tempat di Jawa Tengah......

Sebenarnya tidak aneh. Di dalam Negeri juga, ketiga ciri khas di atas memang seringkali dan sudah berulangkali menolak ceramah UAS.

Kelompok kedua yang aktif menolak kedatangan UAS di Eropa adalah orang-orang yang mengaku beragama Islam, tapi di kesehariannya (saya melihat dari postingan medsos-nya) menjalani hidup jauh dari nilai-nilai ke Islaman. Sebut saja si pelaku di Eropa hidup dengan kumpul kebo bersama bule-bule disana (dan orang itu bangga memposting kesehariannya dengan pasangan tanpa nikah-nya), tukang mabuk dan pendukung kelompok pelangi. Jadi sebenarnya wajar juga kalau sampah-sampah masyarakat seperti ini menolak kedatangan seorang Ustadz.

"Yang kami tolak Ustadz Abdul Somad, kalau Gus Miftah dan Ulama Islam Nusantara, kami terima."

Rasanya alasan di atas paling sering menjadi jawaban dari orang-orang yang menolak Ustadz Abdul Somad, khususnya yang belum malu mengaku jadi muslim/muslimah.

Alasan mereka, ceramah UAS sering dianggap memecah-belah persatuan bangsa.

Astaga...

UAS itu Ustadz. Beliau bukan politisi yang bertugas "menyatukan" dan "menyenangkan" kalian para anak bangsa. Tugas Ustadz menyampaikan ayat-ayat Tuhan. Isi Al-Quran dan Kitab-kitab suci yang lainnya memang memecah manusia jadi orang beriman dan orang kafir. Jadi penghuni sorga dan penghuni neraka. Jadi orang baik dan orang jahat. Dan seterusnya...

"Tapi Gus Miftah, ceramahnya selalu menyejukkan...?"

Berarti beliau Ustadz Politikus yang berusaha menyenangkan semua orang. Menyenangkan orang beriman dan orang kafir. Menyenangkan orang muslim dan non muslim. Menyenangkan yang rajin sholat dan yang rajin mabuk. Menyenangkan ahli sedekah dan ahli zinah. Sayangnya, berarti beliau juga menyembunyikan ayat-ayat Tuhan yang mengancam orang-orang yang tidak beriman kepada Tuhan.

Jangan-jangan di Al-Qurannya Gus Miftah tidak ada neraka ya?

Jadi, para BIRAN. Kalian salah kalau menolak UAS. Harusnya yang kalian tolak sekalian adalah Al-Quran....

(By Azwar Siregar)

RAMAI-RAMAI MENOLAK UAS... Beberapa minggu yang lalu rencana Tabligh Akbar Ustadz Abdul Somad terpaksa di batalkan di...
Dikirim oleh Azwar Siregar pada Selasa, 29 Oktober 2019